Pages

www.opulsa.com

Keajaiban di Dalam Tubuh Kita


Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)
terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
(QS. Al Infithaar, 82:6-8)


JARINGAN RAKSASA YANG MENGELILINGI TUBUH KITA
Pernahkah kalian bertanya pada diri sendiri tentang hal-hal berikut ini?
  1. Apakah saya harus bernafas sekarang? 
  2. Cukupkah darah yang dipompa oleh jantung saya?
  3. Sel dan bagian tubuh saya yang manakah yang memerlukan energi dalam jumlah banyak?
  4. Kapan perut saya mulai mencerna makanan yang telah saya makan?
  5. Apakah cahaya yang memasuki mata saya telah pas jumlahnya?
  6. Otot-otot yang manakah yang harus saya kerutkan untuk menggerakkan tangan saya?

Pertanyaan-pertanyaan ini terdengar aneh, bukan? Ini karena kita tidak pernah bertanya pada diri kita seperti itu. Bahkan, sebagian besar kita tidak pernah menyadari terus berlangsungnya proses-proses yang disebutkan dalam pertanyaan itu. Tubuh kita melakukan seluruh proses tersebut secara otomatis. Dan tubuh kita menggunakan jaringan syaraf untuk melakukannya. Jaringan ini terbentuk oleh persatuan triliunan sel syaraf, yang bisa kalian lihat di halaman-halaman buku ini. Kita dapat membandingkan jaringan syaraf ini, yang mencapai segala sudut tubuh kita, dengan jalan raya, seperti yang terlihat di gambar. Berkat jaringan ini, sel-sel di otak kita terhubung dengan sel otot di kaki kita, dan seluruh sel tubuh berkomunikasi satu sama lain. Akan tetapi, sistem syaraf kita memiliki sistem yang jauh lebih terpadu dibandingkan berkilo-kilometer jalan raya, yang memiliki banyak persimpangan dan jalan layang untuk kendaraan yang bergerak pada arah berlawanan. Seperti kendaraan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain di jalan raya, begitu pula halnya impuls-impuls syaraf diantarkan di sepanjang jaringan syaraf pada tubuh kita. Impuls-impuls ini membawa pesan-pesan dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. 

Impuls-impuls ini bergerak di dalam tubuh jauh lebih cepat dibandingkan apa yang kalian bayangkan. Sebuah denyutan (stimulus) listrik keluar dari otak kalian, misalnya, ketika kalian melipat tangan. Selama perjalanan yang rumit ini, denyutan ini pertama-tama mampir di sumsum tulang belakang. Baru kemudian ia melanjutkan perjalanan ke bagian tubuh terkait, tempat pesan otak disampaikan. Otot-otot tangan kalian mengerut bersama-sama dan kalian pun melipat tangan. Semua kejadian ini terjadi hanya dalam seperseribu detik saja. Jika kita andaikan waktu yang dibutuhkan untuk menutup dan membuka mata kita secara perlahan adalah satu detik, tentu bisa dipahami betapa pendeknya seperseribu detik itu. Demikian pula halnya dengan denyutan y
ang dikirim ke seluruh tubuh kita ke otak melalui syaraf. Dari setiap bagian tubuh kita pesan-pesan dikirim ke otak kalian terus menerus dan dalam kecepatan mengagumkan. Karena itu kalian bisa berjalan, tertawa, berlari, mencicipi rasa es krim, bermain dengan anjing... seluruh proses ini terjadi tanpa hambatan. Kalian melakukan semua ini segera ketika kalian memikirkannya. Kalian melihat sebuah benda tepat ketika kalian memandangnya, kalian mendengarkan kata-kata tepat ketika kalian menyimaknya, dan merasakan apakah sebuah benda panas atau dingin tepat ketika kalian menyentuhnya. Semua ini berkat keselarasan yang sempurna antara otak dan sistem syaraf kalian.
Melalui saraf-saraf yang meliputi keseluruhan tubuh kalian, otak senantiasa menerima rangsangan dari bagian lain tubuh kalian. Otak menilai rangsangan ini dan menanggapinya pada bagian-bagian tubuh yang terkait. Tanggapan yang diberikan otak inilah yang menjadikan kalian dapat bergerak, melihat dan mendengar.

Jelas, impuls syaraf bekerja dalam tubuh kalian dalam waktu secepat itu pula. Syaraf-syaraf di ujung jari kalian mengirimkan pesan ke otak melalui berat buku yang sedang dipegang oleh tangan kalian, sehingga kalian pun mengangkat buku dengan kekuatan yang sesuai dengan bobot tersebut. Sementara itu, stimulus pun dikirimkan dari mata, hidung, telinga, kaki, dan banyak lagi bagian dari tubuh kalian ke otak kalian.
Otak kalian memeriksa stimulus yang datang ini dan mengirimkan tanggapan yang sesuai ke bagian tubuh kalian yang terkait, yang kemudian bergerak menurut tanggapan ini. Sekarang, mari kita ingat lagi seluruh kejadian ini. Banyak proses terjadi di dalam tubuh kalian secara serentak. Kalian membaca buku dan pada saat bersamaan mendengarkan musik dari dunia lain, merasakan bulu kucing yang lembut ketika ia melewati kaki kalian, merasakan jus buah yang kalian minum, jantung kalian tetap berdetak, dan banyak lagi tindakan yang terjadi di tubuh kalian.
Apa yang akan terjadi jika kalian harus mengendalikan semua ini dalam waktu beberapa detik saja? Tentu kalian tidak akan mampu mengendalikannya pada saat bersamaan. Namun, berkat penciptaan Allah yang sempurna, otak dan bagian lain tubuh kalian bekerja bersama dan menyelesaikan seluruh tugas ini tanpa memerlukan campur tangan kita. Seluruh jenis informasi diantarkan dari tubuh ke otak dalam bentuk stimulus, yang perlu ditafsirkan. Barulah kalian bisa merasakan lembutnya bulu anjing, sejuknya angin, rasa jus buah, bau kentang goreng. Jadi, mungkinkah otak kalian, yang hanya sebungkah daging seberat tak lebih dari 1,5 kilogram, melakukan semua ini sendirian? Berkat penciptaan sempurna dari Allah, otak kalian bisa melakukan seluruh proses ini pada saat bersamaan.
Kalian akan mengedipkan mata jika seorang teman mendekati kalian diam-diam, lalu tiba-tiba kalian menangkap tangannya, padahal kalian tidak memperhatikan kedatangannya. Ini bukanlah hal yang direncanakan, karena ini adalah refleks. Sebuah refleks adalah tanggapan tiba-tiba yang tidak direncanakan. Mengapa terjadi tiba-tiba? Karena stimulus tidak diantarkan ke otak pada saat itu, dan sebagai gantinya tanggapan langsung diterima dari sumsum tulang belakang. Ini adalah pemberian yang sangat bernilai yang telah Allah ciptakan untuk kita karena, berkat refleks, kita terlindungi dari banyak bahaya. Misalnya, kalian bisa menggerakkan tangan tiba-tiba ketika merasakan gelas yang panas. Refleks ini adalah cara perlindungan yang Allah ciptakan untuk melindungi tubuh kita. Dengan ilham dari Allah, stimulus syaraf berlanjut dalam tubuh kalian dalam kecepatan sekitar 9 kilometer (6 mil) dalam sedetik sehingga kalian terlindung dari banyak bahaya.


dikutip dari buku Harun : Yahya Kebenaran untuk Anak

Cara penggunaan kode registrasi aplikasi dapodik 2013


DAPODIK 2013




Temen-temen pasti bingung, udah mendapatkan kode registrasi dapodik 2013, tetapi belum terdaftar. ane sempat bingung juga (he.... he...), tetapi alhamdulillah berkat bantuan opartor kecamatan gue yang selalu siaga (mas dodi dobca) ane jadi kagak bingung lagi.
kalo teman-teman masih ada yang kebingungan baca dan pahami petunjuk di bawah ini :


Cara menggunakan kode registrasi aplikasi dapodik 2013 (Setelah Aplikasi Dapodik 2013 Terinstall):

1. Sudah mendapatkan kode registrasi dari Dinas Pendidikan Kota Semarang Bag. Monbang

2. Silakan masuk ke halaman berikut : http://118.98.166.59/laman/prefill

3. Masukkan kode registrasi ke kolom yang tersedia

4. Download file yang muncul setelah kode registrasi diisikan

5. Buat folder baru di Drive C komputer/laptop anda dengan nama "prefill_dapodik" (tanpa tanda petik)

6. Kemudian copykan file yang didapat dari isian kode registrasi tadi ke dalam folder prefill_dapodik

7. Silakan melakukan registrasi seperti biasa dan masukkan kembali kode registrasi.

8. Silakan Login

9. Selesai

Semoga Membantu.

Kitab Ilmu

Kitab Ilmu

 




Bab Ke-1: Keutamaan Ilmu. Firman Allah, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (al-Mujaadilah: 11), dan, "Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."('Thaahaa: 114)


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari tidak membawakan satu hadits pun.")
Bab Ke-2: Seseorang yang ditanya mengenai ilmu pengetahuan, sedangkan ia masih sibuk berbicara. Kemudian ia menyelesaikan pembicaraannya, lalu menjawab orang yang bertanya.

42. Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika Rasulullah saw. di suatu majelis sedang berbicara dengan suatu kaum, datanglah seorang kampung dan berkata, 'Kapankah kiamat itu?' Rasulullah terus berbicara, lalu sebagian kaum berkata, 'Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun beliau benci apa yang dikatakannya itu.' Dan sebagian dari mereka berkata, 'Beliau tidak mendengarnya.' Sehingga, ketika beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, 'Di manakah gerangan orang yang bertanya tentang kiamat?' Ia berkata, 'Inilah saya, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apabila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah kiamat.' Ia berkata, 'Bagaimana menyia-nyiakannya?' Beliau bersabda, 'Apabila perkara (urusan) diserahkan (pada satu riwayat disebutkan dengan: disandarkan 7/188) kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat."

Bab Ke-3: Orang yang Mengeraskan Suaranya mengenai Ilmu Pengetahuan
43. Abdullah bin Amr r.a. berkata, "Nabi saw. tertinggal (dari kami 4/91) dalam suatu perjalanan yang kami tempuh lalu beliau menyusul kami, dan kami telah terdesak oleh shalat (pada satu riwayat disebutkan: shalat ashar). Kami berwudhu, dan ketika kami sampai membasuh kaki, lalu beliau menyeru dengan suara yang keras, 'Celakalah bagi tumit-tumit karena api neraka!' (Beliau mengucapkannya dua atau tiga kali)."

Bab Ke-4: Perkataan perawi hadits dengan haddatsanaa 'telah berbicara kepada kami ... ' atau akhbaranaa 'telah memberitahukan kepada kami ... ' atau anba-anaa 'telah menginformasikan kepada kami ... '.
44. Al-Humaidi[1] berkata, "Menurut Ibnu Uyainah, perkataan haddatsanaa, akhbaranaa, anba-anaa, dan sami'tuu adalah sama (saja)."

13. Ibnu Mas'ud berkata, 'Telah berbicara kepada kami Rasulullah saw., sedang beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan."[2]
14. Syaqiq berkata, "Dari Abdullah, ia berkata, 'Saya mendengarkan Nabi saw. suatu perkataan ...'"[3]
15. Hudzaifah berkata, "Rasulullah saw. telah berbicara kepada kami dengan dua hadits."[4]
16. Abul Aliyah berkata, "Dari Ibnu Abbas dari Nabi saw mengenai apa yang beliau riwayatkan (adalah) dari Tuhannya Azza wa Jalla."[5]

17. Anas berkata, "Dari Nabi saw., beliau meriwayatkannya dari Tuhanmu Azza wa Jalla."[6]

18. Abu Hurairah r.a. berkata, "Dari Nabi saw., beliau mcriwayatkannya dari Tuhannya Azza wa Jalla."[7]
(Saya berkata, "Dalam hal ini dia [Imam Bukhari] meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar yang akan disebutkan pada [65 -At-Tafsir / 14 Surah / 2 - BAB])."

Bab Ke-5: Imam Melontarkan Pertanyaan kepada Para Sahabatnya untuk Menguji Pengetahuan Mereka
(Saya berkata, "Mengenai hal ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya hadits Ibnu Umar yang diisyaratkan di atas.")

Catatan Kaki:
[1] Di dalam riwayat Karimah dan al-Ashili disebutkan, "Al-Humaidi berkata, 'Demikian pula yang disebutkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Mustakhraj. Maka riwayat ini muttashil.'"

[2] Ini adalah bagian dari hadits yang populer mengenai penciptaan janin, dan akan disebutkan secara maushul pada (60 -Ahaadiistul Anbiyaa' / 2 - BAB).

[3] Di-maushul-kan oleh penyusun dalam Al-Janaiz (2/69) dan At-Tafsir (5/153), tetapi tidak disebutkan secara eksplisit dari Abdullah Ibnu Mas'ud bahwa ia mendengar dari Nabi saw., berbeda dengan kesan yang diperoleh dari perkataan al-Hafizh di sini. Sesungguhnya yang me-maushul-kannya dengan menyebutkan ia mendengar itu adalah Imam Muslim dalam Al-Iman di dalam riwayatnya, dan akan disebutkan hadits ini pada (23 - Al-Janaiz / 1 - BAB) dengan izin Allah Ta'ala.
[4] Ini adalah bagian dari hadits yang diamushulkan oleh penyusun dalam (81 - Ar-Riqaq / l4 - BAB).

[5] Ini adalah potongan dari sebuah hadits yang di-maushul-kan oleh penyusun pada (60-Ahaadiistul Anbiya' / 25 - BAB ).
[6] Di-maushul-kan oleh penyusun dalam (17 - At-Tauhid / 50- BAB ).

unduh file lengkap versi MS. Word 

Kitab Ilmu ringkasan shahih bukhori.rar 


Doanya agar dilahap burung dikabulkan oleh Allah

Doanya agar dilahap burung dikabulkan oleh Allah


Abu Qudamah, salah seorang komandan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang Romawi berkisah, “Ketika aku jadi Amir (komandan pasukan), aku pernah memerintahkan kaum Muslimin agar berpartisipasi dalam jihad di jalan Allah. Lalu datanglah seorang wanita membawa secarik kertas dan bungkusan (kantong), lalu aku buka kertasnya untuk membaca dan melihat apa isinya, ternyata di dalam kertas itu tertulis, ‘Bismillaahirrahmaanirrahiim, dari seorang wanita, hamba Allah kepada Amir (komandan) pasukan kaum Muslimin. Salaamullah ‘alaika, amma ba’du: sesungguhnya engkau telah memerintahkan kami agar berpartisipasi dalam jihad di jalan Allah sedangkan aku tidak punya daya upaya untuk berjihad atau pun berperang. Karena itu, aku titipkan kantong ini yang berisi rambutku. Silahkan ambil agar diikatkan ke kudamu, semoga saja Allah mencatatkan bagiku sesuatu dari pahala para mujahidin.” 

Abu Qudamah melanjutkan, “Aku pun bersyukur kepada Allah karena telah menganugerahkan wanita tersebut taufiq dan tahulah aku bahwa kaum Muslimin ikut merasakan betapa besar kewajiban yang harus diemban dan bersatu padu untuk menghadapi musuh-musuh mereka. Tatkala kami sudah menghadapi musuh, aku melihat seorang anak yang masih ingusan, yang aku pikir belum layak untuk ikut berperang karena usianya yang terlalu muda. Karenanya, aku pun menghardiknya karena kasihan terhadapnya. namun dia malah berkata, ‘Bagaimana bisa kamu menyuruhku kembali padahal Allah telah berfirman, ‘Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat.” (Q.s.,at-Taubah:41).’ 

Lalu aku tinggalkan dia, kemudian dia menyongsongku seraya berkata, ‘Tolong pinjamkan aku 3 buah anak panah.’ 

Lalu aku berkatanya seraya terkagum-kagum terhadapnya sekaligus kasihan, ‘Aku akan pinjamkan kepadamu apa yang kamu mau asalkan nanti bila Allah menganugerahimu mati syahid, kamu tidak lupa meminta syafa’at (pertolongan) untukku –ketika berbicara dengannya seakan aku merasa begitu mencintai dan menghormatinya-.
‘Ya, insya Allah,’ katanya 

 Aku pun memberinya tiga buah anak panah tersebut, kemudian ia menyongsong musuh dengan gagah dan bersemangat. Dia terus menghantam musuh-musuhnya, sementara musuh-musuh pun berhasil melukainya hingga akhirnya dia tersungkur jatuh di medan peperangan. Sepanjang jalannya peperangan, mataku tidak lepas-lepas dari menatapnya karena begitu terkagum-kagum sekaligus kasihan terhadapnya. Tatkala dia sudah jatuh tersungkur, aku menghampirinya dan berkata kepadanya, ‘Apakah kamu mau makan atau minum.?’ 

 ‘Tidak, aku malah bersyukur kepada Allah atas apa yang kualami ini akan tetapi aku punya hajat (wasiat) kepadamu.’

‘Dengan senang hati wahai anakku, perintahkan kepadaku apa yang kamu maui,’ jawabku

‘Tolong sampaikan salamku untuk ibuku, kemudian berikanlah barang-barang ini kepadanya,’ pesannya dalam detik-detik terakhir menghembuskan nafasnya

‘Siapa ibumu, wahai pemuda,’ tanyaku
‘Ibuku adalah wanita yang telah memberimu rambutnya itu agar diikat ke kudamu ketika ia tidak mampu untuk ikut berperang di jalan Allah, jawabnya

‘Semoga Allah memberkahi keluargamu,’ kemudian dia pun berpisah dengan alam dunia yang fana ini.

Lalu aku lakukan apa yang semestinya, namun tatkala telah aku kuburkan, tiba-tiba bumi memuntahkan jasadnya, lalu aku ulangi lagi sekali lagi, namun bumi kembali memuntahkannya. Lalu aku gali sedalam-dalamnya kemudian menguburkannya tetapi tetap saja bumi memuntahkannya lagi. Aku berkata dalam hati, ‘barangkali saja ketika keluar untuk berjihad, dia tidak mendapat restu dari ibunya.’ Lantas aku melakukan shalat dua raka’at dan berdoa kepada Allah agar menyingkap rahasia mengenai si anak ini. Tiba-tiba aku mendengar ada yang berkata, ‘Wahai Abu Qudamah, tinggalkan urusan Wali Allah tersebut.!’ Maka, tahulah aku bahwa ada janji Allah bersamanya. Tatkala kami sedang terpaku melihat hal itu semua, tiba-tiba datang seekor burung menyongsong lalu memakannya. Aku pun terheran-heran dengan peristiwa itu. Kemudian aku kembali menemui ibunya untuk melaksanakan wasiat putranya tersebut. Maka, tatkala dia melihatku, berkatah ia, ‘Wahai Abu Qudamah, apa yang ada di balik kedatanganmu; ingin melawat (ta’ziah) atau mengucapkan selamat.?’

Aku balik bertanya kepadanya, ‘Apa maksudnya itu.?”
“Jika putraku telah meninggal biasa, berarti kamu datang untuk berta’ziah. Tetapi jika ia terbunuh di jalan Allah dan mati syahid, berarti kamu datang untuk mengucapkan selamat,” katanya

Lalu aku menceritakan kepadanya kisah putranya tersebut; aku ceritakan perihal burung dan apa yang dilakukannya terhadapnya. Maka berkatalah sang ibu tersebut,
“Sungguh, Allah telah mengabulkan doanya.”
“Apa doanya,?” tanyaku

“Sesungguhnya dia selalu berdoa kepada Allah di dalam semua shalatnya, penyendiriannya, di pagi dan sore harinya, ‘Ya Allah kumpulkanlah aku di dalam tembolok (penampungan makanan) burung. Segala puji bagi Allah karena telah merealisasikan cita-citanya dan mengabulkan doanya,”jawabnya

Abu Qudamah mengakhiri kisahnya, “Lalu aku pun berpaling darinya dengan memetik sebuah pengetahuan berharga kenapa Allah mencatatkan kemenangan atas kami terhadap para musuh.”

(SUMBER: Mi`atu Qishshah Wa Qishshah Fii Aniisi ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin, karya Muhammad Amin al-Jundy, h.45-48)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...