Bab Ke-1: Apa-apa yang diwahyukan mengenai wudhu dan firman Allah, "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki." (al-Maa'idah: 6)
Abu
Abdillah berkata, "Nabi saw. menjelaskan bahwa kewajiban wudhu itu
sekali-sekali.[1]
Beliau juga berwudhu dua kali-dua kali.[2]
Tiga kali-tiga kali,[3]
dan tidak lebih dari tiga kali.[4]
Para ahli ilmu tidak menyukai berlebihan dalam berwudhu, dan melebihi apa yang
dilakukan oleh Nabi saw."
Bab Ke-2: Tiada Shalat yang Diterima Tanpa Wudhu
90.
Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah diterima
shalat orang yang berhadats sehingga ia berwudhu.' Seorang laki-laki dari
Hadramaut bertanya, "Apakah hadats itu, wahai Abu Hurairah?" Ia
menjawab, "Kentut yang tidak berbunyi atau kentut yang berbunyi."
Bab Ke-3: Keutamaan Wudhu dan Orang-Orang yang Putih Cemerlang Wajah, Tangan, serta Kakinya karena Bekas Wudhu
91.
Nu'aim al-Mujmir r.a. berkata, "Saya naik bersama Abu Hurairah ke atas
masjid. Ia berwudhu lalu berkata, 'Sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi
bersabda, 'Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam
keadaan putih cemerlang dari bekas wudhu. Barangsiapa yang mampu untuk memperlebar
putihnya, maka kerjakanlah hal itu.'"[5]
Bab Ke-4: Tidak Perlunya Berwudhu karena Ada Keragu-raguan Saja Hingga Dia Yakin Sudah Batal Wudhunya
92.
Dari Abbad bin Tamim dari pamannya, bahwa ia mengadu kepada Rasululah saw.
tentang seseorang yang membayangkan bahwa ia mendapat sesuatu (mengeluarkan
buang angin) dalam shalat, maka beliau bersabda, "Janganlah ia menoleh
atau berpaling sehingga ia mendengar suara, atau mendapatkan baunya."
(Dan
dalam riwayat mu'allaq : Tidak wajib wudhu kecuali jika engkau mendapatkan
baunya atau mendengar suaranya 3/5).[6]
Bab Ke-5: Meringankan dalam Melakukan Wudhu
93.
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Pada suatu malam saya menginap di rumah bibiku,
yaitu Maimunah [binti al-Harits, istri Nabi saw, 1/38] [dan pada malam itu Nabi
saw berada di sisinya karena saat gilirannya. Lalu Nabi saw mengerjakan shalat
isya, kemudian pulang ke rumah, lalu mengerjakan shalat empat rakaat]. [Saya
berkata, "Sungguh saya akan memperhatikan shalat Rasulullah saw.."
5/175]. [Kemudian Rasulullah saw bercakap-cakap dengan istrinya sesaat, lantas
istrinya melemparkan bantal kepada beliau], [kemudian beliau tidur 5/174].
[Kemudian saya berbaring di hamparan bantal itu, dan Rasulullah saw. berbaring
dengan istrinya di bagian panjangnya bantal itu, lalu Rasulullah saw tidur
hingga tengah malam, atau kurang sedikit atau lebih sedikit 2/58]. Kemudian
Nabi saw bangun malam itu (dan dalam satu riwayat: Kemudian Rasulullah saw
bangun, lalu duduk, lantas mengusap wajahnya dengan tangannya terhadap bekas
tidurnya [lalu memandang ke langit], kemudian membaca sepuluh ayat dari
bagian-bagian akhir surah Ali Imran). (Dan pada suatu riwayat: Yaitu ayat
"Inna fii khalqis samaawaati wal-ardhi wakhtilaafil-laili wannahaari
la-aayaatin li-ulil albaab"). Lalu beliau menyelesaikan keperluannya,
mencuci mukanya dan kedua tangannya, kemudian tidur]. Pada malam harinya itu
Nabi saw. bangun dari tidur. Setelah lewat sebagian waktu malam (yakni tengah
malam), Nabi saw. berdiri lalu berwudhu dari tempat air yang digantungkan
dengan wudhu yang ringan -Amr menganggapnya ringan dan sedikit [sekali 1/208].
(Dan pada satu riwayat disebutkan: dengan satu wudhu di antara dua wudhu tanpa
memperbanyak 7/148), [dan beliau menyikat gigi], [kemudian beliau bertanya,
"Apakah anak kecil itu sudah tidur?" Atau, mengucapkan kalimat lain
yang serupa dengan itu]. Dan (dalam satu riwayat: kemudian) beliau berdiri
shalat [Lalu saya bangun], (kemudian saya membentangkan badan karena takut
beliau mengetahui kalau saya mengintipnya 7/148]. Kemudian saya berwudhu
seperti wudhunya. Saya datang lantas berdiri di sebelah kirinya (dengan
menggunakan kata "yasar")- dan kadang-kadang Sufyan menggunakan kata
"syimal". [Lalu Rasulullah saw. meletakkan tangan kanannya di atas
kepalaku, dan memegang telinga kanan saya sambil memelintirnya]. (Dan menurut
jalan lain: lalu beliau memegang kepala saya dari belakang 1/177. Pada jalan
lain lagi, beliau memegang tangan saya atau lengan saya, dan beliau berbuat
dengan tangannya dari belakang saya 1/178). Lalu, beliau memindahkan saya ke
sebelah kanannya,[7]
kemudian beliau shalat sebanyak yang dikehendaki oleh Allah. (Dan menurut satu
riwayat : lalu beliau shalat lima rakaat, kemudian shalat dua rakaat. Pada
riwayat lain lagi, beliau shalat dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua
rakaat, dua rakaat, dan dua rakaat lagi, kemudian shalat witir. Dan dalam satu
riwayat, beliau mengerjakan shalat sebelas rakaat). (Dan pada riwayat lain
disebutkan bahwa sempurnalah shalat nya tiga belas rakaat). Kemudian beliau
berbaring lagi dan tidur sampai suara napasnya kedengaran. (Dalam satu riwayat:
sehingga saya mendengar bunyi napasnya) [dan apabila beliau tidur biasa
berbunyi napasnya]. Kemudian muazin (dalam satu riwayat: Bilal) mendatangi
beliau dan memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba, [lalu beliau
mengerjakan shalat dua rakaat yang ringan/ringkas, kemudian keluar]. Kemudian
Nabi pergi bersamanya untuk shalat, lalu beliau mengimami [shalat Subuh bagi
orang banyak] tanpa mengambil wudlu yang baru." [Dan beliau biasa
mengucapkan dalam doanya:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ
بَصَرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَسَارِيْ
نُوْرًا، وَفَوْقِيْ نُوْرًا ، وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا، وَ
خَلْفِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا
'Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, cahaya di dalam pandanganku,
cahaya di dalam pendengaranku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah
kiriku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya di depanku, cahaya di
belakangku. Dan, jadikanlah untukku cahaya.']".
Kuraib berkata, "Dan, tujuh di dalam tabut (peti). Kemudian saya bertemu salah seorang anak Abbas, lalu ia memberitahukan kepadaku doa itu, kemudian dia menyebutkan:
Kuraib berkata, "Dan, tujuh di dalam tabut (peti). Kemudian saya bertemu salah seorang anak Abbas, lalu ia memberitahukan kepadaku doa itu, kemudian dia menyebutkan:
وَعَصَبِىْ وَلَحْمِيْ وَدَمِىْ وَشَعَرِىْ
وَبَشَرِىْ
Dia menyebutkan dua hal lagi. Kami (para sahabat) berkata kepada Amr, "Sesungguhnya orang-orang itu mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah saw itu tidur kedua matanya dan tidak tidur hatinya." Amr menjawab, "Aku mendengar Ubaid bin Umair[8] mengatakan bahwa mimpi Nabi adalah wahyu. Kemudian Ubaid membacakan ayat, "Innii araa fil manami annii adzbahuka" 'Aku (Ibrahim) bermimpi (wahai anakku) bahwa aku menyembelihmu (sebagai kurban bagi Allah)'." (ash-Shaaffat: 102)
semoga ringkasan shahih bukhori ini bermanfaat bagi kita semua.
0 comments:
Post a Comment